Senin, 01 Oktober 2012

Senam Aerobik


A. Sejarah Senam Aerobik
Dr. Kenneth Cooper memperkenalkan kebugaran aerobik pada dunia pada tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an tarian aerobik menjadi berubah sejak tarian yang populer. Pada saat itu,sekelompok orang mempelajari tarian dalam jangka waktu sekitar enam sampai delapan minggu. Tarian –tarian ini diadakan di gereja – gereja, pusat –pusat rekreasi, klub –klub kebugaran dan juga sekolah –sekolah.

Pada era ini, aerobik telah jauh berkembang pesat dan berbeda. Sekarang aerobik bisa dilakukan secara individu dengan menirukan gerakan senam yang terdapat dalam cd senam aerobik yang banyak beredar dipasaran, misalnya cd karya Berty tylarso, Rudi pocco-pocco, Ester suwito dll. Aerobik dapat pula dilakukan secara berkelompok misalnya di pusat – pusat kebugaran, instansi dinas, jumat dan minggu pagi serta acara –acara lainnya.
Aerobik yang dilakukan pada saat ini tidak seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi penampilannya tidak terpaku pada musik. Sebagai tambahan pula, konsep aerobik ini telah meluas dengan adanya berbagai macam jenis latihan seperti halnya latihan dengan kursi, low impact, hi/low impact, step dan juga slide aerobik. Orang – orang telah mengetahui bahwa aerobik menolong mereka berpenampilan lebih baik dan merasa lebih baik dengan mendapatkan kesenangan dan kesehatan.

B. Definisi aerobik
Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan sistem kerja dengan menggunakan osigen sebagai kerja utama.
Olahraga yang berlangsung secara kontinyu lebih dari empat menit dengan intensitas rendah termasuk golongan aerobik. Jadi olahraga yang bersifat aerobik bukan hanya senam aerobik, tetapi masih banyak jenis olahraga lainnya, misalnya bersepeda, berenang, jalan cepat, lari lintas alam, lari maraton.

C. Definisi Senam Aerobik
Menurut Marta Dinata(2007) senam aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kuntinuitas dan durasi tertentu.
Senam aerobik adalah suatu sistematika gabungan antara rangkaian gerak dan musik yang sengaja dibuat sehingga muncul keselarasan antara gerakan dan musik tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.

D. Sistematika Latihan Senam Aerobik
Latihan senam aerobik tidak terlepas dari sistematika umum berolahraga yang terdiri dari tiga fase, yaitu :
1. Pemanasan (Warming Up)
Dalam fase ini dapat menggunakan pola warming up yang didahului oleh kegiatan stretching / penguluran otot –otot tubuh dan dilanjutkan dengan gerakan dinamis pemanasan. Pola yang kedua yaitu kebalikan dari pola pertama dimana seseorang melakukan pemanasan dinamis dulu kemudian dilanjutkan dengan melakukan kegiatan penguluran otot – otot tubuh / stretching.
Kegiatan pemanasan / warming up ini memiliki tujuan yaitu : meningkatkan elastisitas otot dan ligamen di sekitar persendian untuk mengurangi resiko cedera. Meningkatkan suhu tubuh dan denyut nadi sehingga mempersiapkan diri agar siap menuju ke aktivitas utama, yaitu aktivitas latihan.
Dalam fase ini, pemilihan gerakan harus dilakukan dan dilaksanakan secara sistematis, runtut dan konsisten. Misalnya, apabila gerakan tersebut dimulai dari kepala, maka urutannya adalah kepala, lengan, dada, pinggang dan kaki. Begitu pila sebaliknya.
2. Kegiatan Inti
Fase latihan adalah fase utama dari sistematika latihan senam aerobik. Dalam fase ini target latihan haruslah tercapai. Salah satu indikator latihan telah memenuhi target adalah dengan mempredikdi bahwa latihan tersebut telah mencapai training zone. Training zone adalah daerah ideal denyut nadi dalam fase latihan. Rentang training zone adalah 60 % - 90 % dari denyut nadi maksimal seseorang (DNM). Denyut nadi yang dimiliki oleh setiap orang berbeda, tergantung dari tingkat usia seseorang. Berikut ini adalah rumus untuk mencari denyut nadi maksimal seseorang (DNM) :
DNM = 220 – Usia (Tahun)Umumnya rumus ini digunakan untuk atlet.

DNM = 200 – Usia (Tahun)Sedangkan rumus menghitung denyut nadi maksimal bagi orang awam / bukan atlet adalah :


Dalam senam aerobik, fase inti dapat dilakukan dengan aktivitas senam aerobik low impact, moderate impact, high impact maupun mix impact selama 25 – 55 menit .
3. Pendinginan (Cooling Down)
Pada fase ini hendaknya melakukan dan memilih gerakan – gerakan yang mampu menurunkan frekuensi denyut nadi untuk mendekati denyut nadi yang normal, setidaknya mendekati awal dari latihan. Pemilihan gerakan pendinginan ini harus merupakan gerakan penurunan dari intensitas tinggi ke gerakan intensitas rendah.
Ditinjau dari segi faal, perubahan dan penurunan intensitas secara bertahap tersebut berguna untuk menghindari penumpukan asam laktat yang akan menyebabkan kelelahan dan rasa pegal pada bagian tubuh/ otot tertentu.

E. Macam senam aerobik berdasarkan tingkat benturan
Berdasarkan tingkat intensitas gerakan dan pola kaki yang digunakan, maka senam aerobik dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu senam aerobik low impact / benturan ringan, moderate impact / benturan sedang, dan juga aerobik high impact / benturan keras.
Perbedaan tingkat benturan tersebut didasarkan pada perbedaan sentuhan salah satu kaki terhadap lantai. Pada gerakan senam aerobik low impact maka salah satu kaki selalu berada dan menapak di lantai setiap waktu.Contoh gerakan kaki senam aerobik low impact adalah Cha-cha-cha, grapevine,mengangkat lutut,langkah V dll. Pada gerakan senam aerobik moderate impact maka salah satu kaki selalu berada di lantai dengan posisi tumit mengangkat tetapi jari kaki tetap berada di lantai setiap waktu dengan contoh gerakan kaki menekan kaki ke atas, melompat dan twist. Sedangkan pada senam aerobik mengarah pada gerakan kaki meninggalkan lantai / berada di udara dengan contoh gerakan kaki loncat,power moves,lompat sergap dll. Sedangkan gabungan dari ketiga macam benturan / impact diatas dapat disebut sebagai mix impact yang artinya dalam rangkaian gerakan senam aerobik mix impact tersebut adalah kombinasi dan campuran dari senam aerobik low impact dan / moderate impact dan / high impact.

F. Manfaat Melakukan Senam Aerobik
Melakukan aktivitas olahraga senam aerobik dengan takaran yang pas dan ideal akan membawa banyak manfaat bagi seseorang. Berikut ini manfaatnya :
1. Melatih Jantung, paru dan peredaran darah sehingga dapat mereka bekerja secara
lebih efektif dan efisien.
2. Melatih kekuatan otot –otot tertentu sehingga otot –otot tersebut terlihat lebih kuat
dan kencang.
3. Kelenturan tubuh meningkat dengan program kelentukan tubuh dll.

G. Prinsip / Takaran Latihan
Menggunakan pola yang sama dengan takaran olahraga secara umum yaitu prinsip FIT, yang meliputi :
1. Frekuensi latihan 3 – 5 kali dalam satu minggu
2. Intensitas latihan 60 – 90 % dari DNM
3. Tempo / lama latihan 20 – 60 menit dalam satu kali latihan.

Loncat Indah

Loncat indah adalah olahraga yang pertama kali ditemukan di Eropa dan mulai menjadi olahraga kompetisi di Inggris pada tahun 1905. Loncat indah merupakan perpaduan gerakan akrobatik di udara dan loncatan. Pada dasarnya loncat indah terdiri dari loncatan yang dimulai dari langkah take off atau pantulan take off kemudian masuk ke air. Penggunaan papan loncat adalah kombinasi dari gerakan saat di udara setelah take off dan sebelum masuk ke air.

Pranala luar



 
  1. Latihan Loncat Indah
1.      Loncat Jatuh Lurus
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
a)      Posisi awal badan tegak lurus, ujung jari kaki berada di tepi kolam, kedua lengan lurus kedepan
b)      Tekuk lutut sedikit dan miringkanlah bagian atas tubuh kedepan
c)      Ketika mulai loncat atau jatuh kaki segera diluruskan
2.      Loncat Pike
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
a)      Posisis awal bungkukkan badan dengan posisi kepala lebih rendah daripada paha, ujung jari kaki berada di tepi kolam dan menggenggam sisi kolam, kedua lengan lurus diantara telinga
b)      Arahkan lengan menuju bagian air yang akan diloncati dan posisikankepala diantara kedua lengan
c)      Kemudia loncat atau masuk kedalam air dengan posisi kaki lurus rapat dan kepala tersembunyi diantara lengan
d)     Terjun ( berdiri berlutut satu kaki)
Badan, lengan, dan kepala sama dengan sikap berjongkok.
3.      Loncat denga Satu Kaki
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
a)      Tahap persiapan
·         Berdirilah satu kaki didepan, jari kaki menekuk tembok ujung pinggir kolam
·         Kedua lengan lurus melewati kepala, menutupi kedua telinga
·         Bada membungkuk, lengan menunjuk pada air sejauh satu sampai satu setengan meter dari pinggir kolam
·         Lutut kaki depan dikunci lurus
b)      Tahap pelaksanaan
·         Angkat kaki belakang hingga lengan sampai tungkai membentuk garis lurus
·         Jatuhkan tubuh kebawah, kunci lutut kaki depan
·         Kaki belakang terus naik keatas hingga terjadi luncuran vertical
·         Tangan lebih dulu menyentuh air
c)      Tahan gerak lanjut
Kembali ke permukaan air. Kedua lengan membantu mendorong tubuh ke permukaan air. Sampai ke permukaan, kembali ke pinggir.

Judo

Judo (bahasa Jepang: 柔道 ) adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro (嘉納治五郎) pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain judo disebut judoka atau pejudo. Judo sekarang merupakan sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade.
Judo
(柔道)
050907-M-7747B-002-Judo.jpg
Tampak pemain berseragam biru sedang dibanting menggunakan ouchi gari, sebuah teknik bantingan dalam olahraga Judo.
Fokus Bergumul
Negara asal Bendera Jepang Jepang
Pencipta Kano Jigoro
Seni pendahulu Bervariasi seperti dari jujutsu, secara prinsip Tenjin Shin'yō-ryū, Kito-ryū, dan Fusen-ryū
Praktisi ternama Mitsuo Maeda, Kyuzo Mifune, Keiko Fukuda, Masahiko Kimura, Gene LeBell, Anton Geesink, Yasuhiro Yamashita, Neil Adams, Hidehiko Yoshida, Vladmir Putin, Kosei Inoue
Olahraga Olimpiade sejak 1964[1] (Putra) dan 1992[2][3] (Putri)

Sejarah

Sebelum Judo

Pegulat sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata. Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Sumo pada awalnya hanya dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).
Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana kaum aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer. Demikian pula olahraga yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer dijadikan untuk latihan para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu dikembangkan di medan pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa senjata atau dengan senjata pendek. Teknik menjatuhkan lawan atau melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan nama jujutsu.
Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk melatih tubuh bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda mulai muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki, Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.

Awal mula Judo

Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu yang ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun 1882 ia mendirikan sebuah dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho ji, dengan jumlah murid sembilan orang.
Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan bertahan. Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem pengajaran dan pembelajaran. Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan kompetisi di pertandingan-pertandingan.

Perbedaan Judo dan Jujutsu

Terjemahan harafiah dari kata 'judo' adalah 'cara yang halus'. 'Cara' atau 'jalan' yang dimaksud disini memiliki arti konotasi secara etika dan filosofis. Kano mengungkapkan konsep filosofinya dengan dua frasa, "Seiryoku Zen'yo" (penggunaan energi secara efisien) dan "Jita Kyoei" (keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain). Meskipun disebut halus, namun sebenarnya judo merupakan kombinasi dari teknik-teknik keras dan lembut, maka dari itu judo dapat pula diartikan sebagai 'cara yang lentur'.
Jujutsu, pada sisi yang lain, memiliki terjemahan harafiah 'kemampuan yang halus'. Latihan jujutsu dipusatkan pada cara-cara (Kata) tertentu dan formal, sedangkan judo menekankan pada latihan bebas teknik tertentu dalam perkelahian bebas (randori). Hal ini membuat pelatihan judo berjalan lebih dinamis.
Para kontestan jujutsu menggunakan seragam yang relatif berat (hakama). Para praktisi awal judo menggunakan semacam celana pendek, namun tidak lama kemudian mereka lebih memilih menggunakan busana Barat yang dinilai lebih memiliki keunggulan fungsi dan mengijinkan pergerakan yang lebih bebas. Seragam modern judo (judogi) dikembangkan pada tahun 1907.
Teknik-teknik jujutsu, selain teknik dasar seperti melempar dan menahan, menggunakan pukulan, tendangan, bahkan menggunakan senjata pendek. Pada sisi lain, judo menghindari tendangan dan pukulan-pukulan yang berbahaya, dan lebih dipusatkan pada teknik membanting yang terorganisir dan teknik bertahan.

Penggunaan akhiran -do dan -jutsu

Banyak cabang beladiri Jepang yang mempunyai awalan yang sama namun memiliki dua akhiran '-do' dan '-jutsu'. Bujutsu dan budo serta Kenjutsu dan kendo adalah beberapa contohnya. Perbedaan dasar dari kedua akhiran ini adalah '-do' berarti 'jalan' dan '-jutsu' yang artinya 'jurus' atau 'ilmu'. Selain itu dalam bela diri berakhiran '-do' biasanya lebih banyak peraturan yang tidak memungkinkan seseorang untuk terluka akibat serangan yang fatal, namun tidak demikian halnya dengan bela diri yang berakhiran dengan kata '-jutsu', misalnya di dalam kendo, hanya bagian tangan, perut, kaki, dan bagian bawah dagu yang boleh diserang, sedangkan kenjutsu membolehkan serangan ke semua bagian tubuh.
Secara umum, budo ('bu-' artinya prajurit) adalah pengembangan dari bujutsu yang telah disesuaikan dengan zaman sekarang (untuk olahraga, bukan berkelahi). Beberapa contoh bujutsu yang dikembangkan menjadi budo:
  • Jujutsu -> Judo
  • Kenjutsu -> Kendo
  • Aiki-Jujutsu -> Aikido
  • Kempo jutsu -> Kempo Do
  • Karate jutsu -> Karate Do
  • Battoujutsu/Iaijutsu -> Battoudo/Iaido

Judo sebagai cabang olahraga

Judoka perempuan

Kaum perempuan pertama kali diterima sebagai judoka pada tahun 1893, walaupun pada saat itu kaum olahragawati dianggap sebelah mata di dalam struktur masyarakat Jepang. Meskipun demikian, kemajuan yang dramatis ini hanya berlangsung sebentar, karena pada hakekatnya mereka masih dijauhkan dari pertandingan-pertandingan resmi, dengan alasan keselamatan fisik.
Setelah Perang Dunia II, judo bagi laki-laki dan perempuan diperkenalkan keluar Jepang. Persatuan Judo Eropa dibentuk pada tahun 1948, diikuti dengan pembentukan Federasi Internasional Judo pada tahun 1951. Judo menjadi salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade pada Olimpiade Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang. Judoka perempuan pertama kali berlaga di Olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1982 di Barcelona, Spanyol.

Tingkatan Judo dan warna ikat pinggang

Dimulai dari kelas pemula (shoshinsha) seorang judoka mulai menggunakan ikat pinggang dan disebut berada di tingkatan kyu kelima. Dari sana, seorang judoka naik tingkat menjadi kyu keempat, ketiga, kedua, dan akhirnya kyu pertama. Setelah itu sistem penomoran dibalik menjadi dan pertama (shodan), kedua, dan seterusnya hingga dan kesepuluh, yang merupakan tingkatan tertinggi di judo. Meskipun demikian, sang pendiri, Kano Jigoro, mengatakan bahwa tingkatan judo tidak dibatasi hingga dan kesepuluh, dan hingga saat ini karena hanya ada 15 orang yang pernah sampai ke tingkat dan kesepuluh, maka tidak ada yang pernah melampaui tingkat tersebut.
Warna ikat pinggang menunjukkan tingkatan kyu ataupun dan. Pemula, kyu kelima dan keempat menggunakan warna putih; kyu ketiga, kedua, dan pertama menggunakan warna cokelat; warna hitam dipakai oleh judoka yang sudah mencapai tahapan dan, mulai dari shodan, atau dan pertama, hingga dan kelima. Judoka dengan tingkatan dan keenam hingga dan kesembilan menggunakan ikat pinggang kotak-kotak bewarna merah dan putih, walaupun kadang-kadang juga menggunakan warna hitam. Tingkatan teratas, dan kesepuluh, menggunakan ikat-pinggang merah-putih atau merah. Judoka perempuan yang telah mencapai tahap dan keatas memiliki garis putih yang memanjang di bagian tengah ikat pinggang hitam mereka.

Lantai Judo

Pertandingan judo diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami) berbentuk segi empat (belah ketupat) dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang dijajarkan. Selain dialasi matras, kebanyakan dojo judo sekarang menggunakan pegas di bawah lantai palsu, untuk menahan benturan akibat bantingan.
Di awal pertandingan, kedua judoka berdiri di tengah-tengah tepat di belakang garis sejajar dengan diawasi oleh juri. Sebelum dimulai, kedua judoka tersebut menunduk memberi hormat satu sama lain dari belakang garis. Di sudut atas dan bawah belah ketupat duduk dua orang hakim, dan di belakang masing-masing judoka, di luar arena yang dibatasi matras, duduk judoka-judoka dari regu yang sama, dan duduk pula seorang pencatat waktu dan seorang pencatat nilai.
Pertandingan diselenggarakan di dalam arena di dalam matras yang dibatasi oleh (dan termasuk didalamnya) garis merah (jonai). Luas arena tersebut adalah 9,1 meter persegi dan terdiri dari 50 tatami. Waza atau teknik judo yang dipakai di arena diluar garis merah (jogai) tersebut dianggap tidak sah dan tidak dihitung.

Seragam Judo

Seragam (gi) longgar yang dikenakan seorang judoka (judogi) harus sesuai ukurannya.

Jaket

Bagian bawah jaket menutupi pantat ketika ikat pinggang dikenakan. Antara ujung lengan dengan pergelangan tangan selisih 5-8 cm. Lengan baju panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang lengan. Karena jaket ini dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat dibanting ke lantai, maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam karate (karategi) atau bela diri yang lain

Ikat pinggang

Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm menjuntai pada masing-masing sisi.

Celana

Celana yang dipakai sedikit longgar. Antara ujung celana dengan pergelangan kaki selisih 5-8 cm. Celana panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang kaki.

Mengenakan seragam

Celana dikenakan dan tali celana dikencangkan. Jaket kemudian dikenakan dengan sisi kiri di atas sisi kanan. Kenakan ikat pinggang dengan cara meletakkan tengah-tengah sabuk di depan perut, kemudian kedua ujung sabuk diputar melingkar di belakang pinggang kembali ke depan; pegang kedua ujung sabuk, lalu talikan dengan kedua ujung berakhir secara horisontal. Talikan dengan kencang sehingga tidak lepas pada saat pertandingan.

Peraturan pertandingan

Pertandingan judo diadakan antara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi pertandingan berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak mengenal pembagian apapun.
Satu pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan judoka pertama yang meraih satu angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah waktu yang ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir seri.
Judo, sebagaimana olahraga lain dari Jepang, diselenggarakan dengan penuh tata krama. Kedua judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir pertandingan.

Awal pertandingan

Judoka menghadap satu sama lain, meluruskan telapak kaki mereka di belakang garis masing-masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka saling membungkuk pada saat yang sama. Kemudian mereka maju satu langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri dengan posisi kuda-kuda alami (shizen hon tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai" (Hajime) dan pertandingan pun dimulai.

Akhir pertandingan

Kedua judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan menghadap satu sama lain satu langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai dengan kaki kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan keluar dari arena.

Sistem penilaian

Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:
  • Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan membantingnya dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.
  • Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza) dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi)
Setengah angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:
  • Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk menerima angka penuh.
  • Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.
Dua waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk menentukan seorang pemenang, maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah sistem angka tambahan.
Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak akan mengungguli satu 'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu jika masing masing judoka memperoleh nilai yang sama (1W1Y0K - 1 Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9 Koka). Angka tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup bagus untuk memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus untuk memperoleh yuko (koka). Tidak jarang suatu pertandingan ditentukan dengan banyaknya yuko dan koka yang diperoleh (karena satu angka otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis menang)
Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka kadang-kadang suatu pertandingan menggunakan sistem pemungutan suara antara kedua hakim sudut dan juri (dengan total tiga suara).

Teknik terlarang

Teknik-teknik atau waza yang berbahaya tidak diijinkan penggunaannya. Total teknik terlarang berjumlah 31 (32 untuk perempuan). Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap jenis pelanggaran, pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis masing-masing.
Pelanggaran ringan (shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak seberapa berbahaya. Judoka diberi peringatan awasete chui jika melakukannya untuk kedua kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan dengan satu koka. Beberapa tindakan yang akan mendapat peringatan:
  • Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang selama lebih dari 30 detik
  • Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa izin dari juri
  • Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)
  • Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana lawan
  • Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit seragam lawan)
  • Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun
  • Menarik rambut lawan
  • Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri
Pelanggaran kecil (chui) adalah peringatan untuk pelanggaran yang lebih berat dari pelanggaran ringan. Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko Beberapa contohnya sebagai berikut:
  • Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan
  • Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan
  • Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari cengkeraman lawan
Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar setengah angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama. Contoh pelanggaran-pelanggaran berat:
  • Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut
  • Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan kemudian membantingnya kembali
  • Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang bertentangan dengan jiwa judo.
Pelanggaran serius (hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang judoka didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido) juga dapat dikenai sanksi ini.

Posisi tubuh dalam judo

Posisi tubuh yang benar merupakan bagian yang penting di dalam judo.

Posisi duduk

Duduk bersila (seiza) Dari posisi berdiri, kaki kiri ditarik ke belakang, lalu lutut kiri diletakkan ke lantai di tempat di mana jari kaki kiri tadinya berada. Lakukan hal yang sama dengan kaki kanan, dan kedua kaki pada saat ini harus bersangga pada jari kaki dan lutut. Kemudian luruskan jari kaki sejajar dengan lantai dan pantat diletakkan di atas pangkal kaki. Letakkan kedua tangan di atas paha masing-masing sisi. Untuk berdiri, lakukan prosedur yang sama dengan cara terbalik.
Memberi hormat (zarei) Dengan bersila, bungkukkan badan ke depan sampai kedua telapak tangan menyentuh lantai dengan jari tangan menghadap ke depan. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat, kemudian kembali ke posisi bersila.

Posisi berdiri

Memberi hormat (ritsurei) Berdiri dengan kedua pangkal kaki didekatkan, bungkukkan badan ke depan sekitar 30 derajat dengan telapak tangan di depan paha. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat, kemudian kembali ke posisi berdiri.
Posisi alami (shizen tai) Kaki dibuka sekitar 30 cm dalam posisi natural dengan berat badan yang dibagi sama rata di kedua kaki. Istirahatkan otot bahu dan tangan. Ini adalah postur dasar dan alami judo.
Posisi bertahan (jigo tai) Dari posisi alami, kaki dibuka lebih lebar, lutut ditekuk agar pusat gravitasi tubuh lebih turun.
Melangkah (suri ashi) Cara berjalan di dalam judo dengan cara telapak kaki menyusuri lantai untuk menjaga kestabilan. Pastikan langkahnya sama rata dan pusat gravitasi tetap di posisi yang sama agar dapat bergerak lincah ke segala arah.
  • Kanan-kiri (ayumi ashi): Seperti berjalan biasa, telapak kaki melewati satu sama lain ketika berjalan
  • Kanan-kanan (tsugi ashi): Setelah kaki pertama maju, kaki kedua yang maju tidak melebihi posisi kaki pertama

Posisi jatuh dan berguling

Menguasai posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri sendiri ketika dijatuhkan atau dibanting lawan dan mengurangi ketakutan ketika dilempar oleh lawan.
Jatuh ke belakang (ushiro ukemi) Kaki disatukan dan tangan juga disatukan, jatuhkan punggung ke matras dengan tangan lurus di samping tubuh dan telapak tangan menyentuh lantai untuk menahan jatuh. Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan dagu ke tubuh.
Jatuh ke samping (yoko ukemi) Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke belakang, angkat kedua kaki satu persatu, kemudian angkat kedua tangan di depan tubuh. Berguling ke kanan (atau kiri) matras dengan kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh lantai. Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau kiri).
Jatuh ke depan (mae ukemi) Jatuhkan diri ke depan dengan kedua telapak tangan di depan muka, sikut ditekuk. Jatuh tertelungkup dengan ditahan oleh kedua tangan, badan diluruskan, otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua tangan dan jari kaki (lutut diangkat).
Berguling ke depan (mae mawari ukemi) Berguna pada saat dilemparkan oleh lawan. Dari posisi berdiri, kaki kanan dimajukan telapak tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu kanan kemudian dilemparkan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke belakang, ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki menjejak lantai dan berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan hendaknya menyentuh lantai secara bersamaan.

Teknik Judo

Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi waza) dan teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri dibagi lagi menjadi teknik tangan (te waza), teknik pangkal paha (koshi waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi lagi menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza)
Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan (kansetsu waza)
Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang (demikian pula pada saat latihan bebas (randori)

Teknik bantingan (teknik berdiri)

  • Sapuan lutut - hiza guruma
  • Jegal dari belakang - o soto gari
  • Jegal dari depan - 'ko uchi gari
  • Sapuan samping - deashi barai
  • Bantingan paha - uchi mata
  • Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
  • Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
  • Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
  • Lemparan bahu - seoi nage
  • Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
  • Lemparan guling belakang - tomoe nage

Teknik kuncian (teknik berbaring)

Teknik kuncian (katame waza) disebut juga teknik berbaring (ne waza) karena teknik ini dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
  • Kuncian pinggang - kesa gatame
  • Kuncian bahu - kata gatame
  • Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
  • Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
  • Kuncian belakang - kataha jime
  • Kuncian kalung - okuri eri jime
  • Kuncian tangan - ude garami
  • Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame

Pertolongan pertama judo

Seringkali di dalam pertandingan judo, seorang judoka mengalami asphyxia, di mana judoka mengalami kesulitan bernapas karena kekurangan oksigen. Untuk itu, judo telah mengembangkan suatu pertolongan pertama untuk mengembalikan kesadaran mereka yang terkena asphyxia atau aspiksia. Hal ini dapat terjadi jika kuncian yang dilakukan terlalu kuat sehingga lawan berhenti bernapas sesaat. Orang tersebut segera memerlukan pertolongan darurat di tempat.

Judo di Indonesia

Judoka Indonesia bernaung di bawah PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia) yang bernaung di bawah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Tokoh-tokoh Judo Indonesia antara lain Ferry Sonneville, pebulutangkis yang aktif membidani lahirnya PJSI; Perry G. Pantouw, juara SEA Games 1983; Kresna Bayu, Maya Fransisca, Ira Purnamasari, Aprilia Marzuki, Peter Taslim, atlet judoka Indonesia.
Pada tahun 1970-an dan 1980-an dikenal nama-nama atlet seperti Bambang Prakasa, Ceto Cosadek, Raymond Rochili dsb. Dibawah kepemimpinan Ir. Soehoed saat itu, Judo merintis didirikannya training center untuk pelatnas di Ciloto, Puncak, Jawa Barat. Saat itu di Jakarta sangat berkembang berbagai perguruan Judo, seperti misalnya Judo Waza di Jakarta Selatan (dipimpin oleh alm. Robert Judono/ Robert Jung), Perguruan Judo Tiang Bendera di Jakarta Utara, dan sebagainya.
Saat ini perkembangan Judo di daerah juga mulai pesat. Semisal perdepokan Judo Mataram Bantul (Wiramataram) dibawah bimbingan Guru Om Tjong (Budy Tanudjaya) dan dipimpin oleh Dain Santoso meraih 8 emas di kejuaraan Judo daerah DIY.

Pranala luar

Rujukan

  1. ^ Judo pada Olimpiade 1964
  2. ^ Judo pada Olimpiade1992
  3. ^ The first Olympic competition to award medals to women judoka was in 1992; in 1988, women competed as a demonstration sport.

Seni Silat

Seni Silat atau Pencak Silat adalah salah satu seni mempertahankan diri bagi bangsa Melayu atau Nusantara yang diamalkan sejak berkurun yang lampau. Usia sesebuah ilmu atau salasilah seni silat tidak dapat dihuraikan secara terperinci dan tepat kerana tiada usaha-usaha untuk mengkaji dari pihak berwajib secara mendalam. Ada yang menganggarkan seni ini telah berusia beratus-ratus tahun dan diperturunkan dari generasi ke generasi. Ini termasuklah pengamal-pengamal seni mempertahankan diri ini di Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Mereka yang belajar silat digelar pesilat. Amalan sekarang, pegajar atau guru silat digelar jurulatih dan seorang yang mewarisi aliran sesuatu perguruan digelar Guru Utama aliran itu.Kebanyakan guru silat kini menolak gelaran Mahaguru kerana bagi mereka gelaran 'maha' hanya sesuai untuk Allah (Tuhan) dan ini menepati perawakan guru silat yang kebiasaannya gemar menyembunyikan kemahiran mereka dan amat merendah diri. Pesilat senior yang telah lama berkecimpung dalam dunia silat sebagai pengajar (atau menyembunyikan kemahiran mereka), berkemahiran tinggi dan ada di antaranya mewarisi beberapa aliran yang telah hilang digelar sebagai Guru Tua dan amat dihormati. Pesilat yang mempunyai tahap silat yang tinggi digelarkan pendekar.
Antara senjata-senjata Melayu lama yang sering digunakan oleh pesilat adalah seperti keris, badik, kerambit, parang, pedang, lading, Tumbuk Lada, tekpi, tongkat, tembong dan sundang. Bagi silat yang tidak menggunakan senjata, pengajaran akan menumpukan perhatian kepada pertempuran tangan kosong (tanpa senjata). Secara am sesebuah aliran silat mengajar kedua-dua kemahiran dan aliran yang hanya menumpukan salah satu daripadanya adalah sedikit. Kebiasaannya seseorang penuntut atau murid baru akan ditumpukan kepada kemahiran tempur tangan kosong sebelum diajar bermain senjata. Bagi sesetengah aliran, hanya murid yang diiktiraf berkemahiran dan mempunyai adab keperibadian yang tinggi dibenarkan mempelajari kemahiran senjata, terutama bagi yang mempunyai senjata yang dianggap senjata 'rasmi' bagi aliran itu.
Pergerakan silat terbahagi kepada bunga (pergerakan seolah-olah tarian, digelar juga seni atau tari) dan buah (pukulan atau buah pukul). Bagi mereka yang tidak pernah melihat seni pertahanan diri ini, mungkin ia kelihatan seperti sejenis tarian. Namun terdapat aliran yang hanya mempunyai buah seperti Silat Cekak dan Buah Bentayan. Seni tari yang halus ini memungkinkan ia digunakan sebagai persembahan dalam sesuatu majlis keramaian, malah hampir setiap aliran mempunyai 'tari sembah' termasuklah aliran yang tidak mempunyai bunga. Tari sembah ini dipersembahkan untuk memperkenalkan diri dan aliran yang diwakili/dipelajari. Dalam situasi pergaduhan, permulaan langkah dari tari sembah atau sejurus dari bunga yang diperlihatkan membolehkan pesilat mengenali rakan sealiran dan memungkinkan situasi berakhir dengan damai dan bermaaf-maafan.
Adalah menjadi ungkapan yang terkenal dan biasa disebut oleh guru-guru silat bahawa bunga silat mempunyai seribu satu muslihat. Selain daripada kelihatan mengelirukan (seolah-olah menari) dan sebab-sebab di atas, bunga juga digunakan untuk memberi masa dan ruang kepada lawan untuk menghulurkan salam perdamaian (ini dapat dilihat dalam kebanyakan bunga yang kelihatan seperti menghulur salam), menyembunyikan buah dan sudut serangan dan mengacah serta mengumpan lawan (kadangkala sehingga sengaja menunjukkan bahagian tubuh tertentu bagi diserang untuk memerangkap musuh). Silat Gayung Fatani terkenal dengan pergerakan bunga yang cantik dan istilah 'melilit'. Pesilat aliran ini akan sengaja memberi ruang dan isyarat kepada musuh untuk menyerang atau cuba melepaskan diri, di mana semakin musuh itu menyerang setelah termasuk perangkap kuncian, maka semakin ketat mereka akan 'terbelit' dalam kuncian pesilat aliran ini.
Silat juga terkenal sebagai sistem pertahanan diri yang banyak menggunakan kuncian, sama ada kunci urat saraf atau anggota tubuh. Istilah 'kunci mati' adalah sinonim dengan silat.
Silat
Silat (vietnamese).jpg
Seorang pesilat Vietnam
Juga digelar Pencak Silat, Seni Silat, Silek
Fokus tendang, tumbukan, kunci, senjata
Negara asal Indonesia, Malaysia dan Nusantara Melayu
Keibubapaan Bersejarah

Jenis silat (umum)

Timbul salah faham di kalangan orang ramai bahawa silat seni seperti silat pulut adalah biasanya dipersembahkan pada majlis rasmi dan majlis keramaian seperti majlis perkahwinan manakala silat dari jenis buah pukul atau seni tempur pula lebih banyak disorokkan dari pandangan ramai atas dasar-dasar memelihara seni, muslihat permainan dan beberapa alasan yang lain. Hakikatnya 'silat pulut' bukanlah satu aliran silat berlainan yang hanya memfokuskan persembahan dan tidak boleh mempertahankan diri. Ia hanyalah terma atau gelaran yang digunakan apabila pesilat merancang acara persembahan mereka di majlis keramaian. Ini termasuklah tari sembah dan pertempuran yang diatur. Sudah tentu rahsia dan muslihat permainan aliran tidak dipertontonkan. Kebiasaannya sekumpulan pesilat menubuhkan kumpulan 'silat pulut' ini untuk membincangkan dan berlatih untuk persembahan-persembahan di majlis keramaian di kejiranan mereka. Inilah asalnya wujud 'aliran' atau 'sekolah silat pulut'. Nama silat pulut ini dikatakan berasal daripada 'pulut pengantin' (majlis-majlis perkahwinan di mana ia selalu dipersembahkan).
Silat sehingga kini sudah banyak yang dipecahkan alirannya, seperti mana pecahnya silat Gayung (Gayung Laksamana, Gayung Laksamana Pahang dan lain-lain lagi). Di Malaysia sahaja terdapat hampir 500 Perguruan Silat yang telah dapat dikesan.
Terdapat juga pendapat yang mengatakan bahawa silat kini semakin tidak mendapat sambutan daripada golongan pemerintah yang sepatutnya memelihara seni ini dengan alasan terdapat unsur-unsur khurafat yang terdapat dalam silat. Dengan kesedaran pembangkitan Islam hari ini, guru-guru aliran telah menentang dan membuang amalan-amalan yang dilihat bertentangan dengan ajaran agama seperti jampi serapah, pemujaan makhluk ghaib tertentu dan sebagainya. Persekutuan Silat Kebangsaan (PESAKA) sendiri telah banyak membawa usaha pemodenan dalam dunia silat hari ini. Apa yang pasti Silat akan terus menjadi warisan dan lambang jati diri Melayu sedunia.

Etimologi

Persembahan Randai dengan silek (silat) sebagai salah satu komponen tarian.
Suatu teori menyatakan bahawa perkataan silat sendiri berasal dari silek dari bahasa Minangkabau.[1] Silek adalah salah satu komponen untuk menyembahkan tarian rakyat randai Minangkabau bersampingan bakaba (pereka cerita) dan saluang jo dendang (lagu-dan-seruling).
Istilah silat adalah sebenarnya suatu kata nama am yang digunakan untuk merujuk pada seni mempertahankan diri di Asia Tenggara.[2] Ia dikenali di Malaysia sebagai seni silat, seni bela-diri dan kadang-kala ilmu silat/pencak silat. Di Sumatra silat dikenali sebagai silek dan lebih popular di Jawa dan Indonesia sebagai Pencak Silat. Versi Cina bagi silat dikenali sebagai kuntao.[2]
Pada umumnya perkataan Silat atau Gayung biasa digunakan oleh masyarakat Melayu di Semenanjung Tanah Melayu, Silek dan Gayuang di Sumatra, Penca dan Maempok di Jawa Barat, Pencak di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Mancak di Madura dan Bawean, Encak di Bali, Mpaa Sila di Dompu dan Nusa Tenggara Barat, Bermancek di Bulungan dan Kalimantan, memencak di Bugis dan Sulawesi, Akmencak di Sulu dan Sulawesi[3], Basilat dan Kali di Mindanau.

Sejarah

Silat tersebar sepanjang Nusantara Melayu sejak abad ke-7 M, tetapi asal-usulnya masih lagi tidak pasti. Meskipun, silat telah diakui sebagai seni Melayu asli.[4] Orang Melayu yang telah menetap di bandar-bandar pantai pulau Sumatera dan Semenanjung Melayu, dari Aceh di utara ke Kelantan, Kedah dan Kepulauan Riau di selatan, dan Pattani di utara adalah orang yang mengamalkan silat. Perhubungan dengan kumpulan suku kaum lain di bandar-bandar pantai telah juga mempengaruhi bentuk silat. Adanya bukti bahawa budaya China dan India telah mempengaruhi gaya-gaya seni mempertahankan diri itu.[5] Apabila Islam disebarkan sepanjang nusantara abad ke-14, ia diajar di samping dengan silat. Selain seni bertarung dan tarian budaya rakyat, silat kemudian menjadi suatu latihan rohaniah.[6]
Silat telah diperhaluskan ke ciri keistimewaan sultan, panglima dan pendekar sewaktu empayar Kesultanan Melaka, Majapahit dan Srivijaya. Ia adalah waktu apabila silat tersebar sepanjang Semenanjung Melayu, Jawa, Bali, Sulawesi dan Borneo. Orang Melayu, terutamanya di semenanjung Melayu, menganggap cerita legenda Hang Tuah pada abad keempat belas sebagai bapa silat.[5]
Silat berkongsi sejarah yang sama di Malaysia (termasuk Singapura ketika itu), Brunei dan Indonesia sewaktu era penjajahan sebagai suatu wadah untuk membebaskan diri daripada kekuasaan penjajah.[5] Sewaktu era pasca penjajahan, silat telah menikmati populariti dan nama yang tinggi oleh kerana jasa-jasa pendekar yang telah memimpin perjuangan dan mengorbankan nyawa untuk kemerdekaan.

Kegunaan daerah

Di Indonesia, pencak silat telah dipilih pada 1948 sebagai suatu istilah kesatuan untuk seni pertahan diri mereka. Ia adalah suatu kata majmuk dari dua istilah yang umumnya digunakan untuk seni pertahan diri di Indonesia. Pencak adalah istilah yang digunakan di Jawa tengah dan timur, sementara silat digunakan di Sumatera. Dalam kegunaan moden, pencak dan silat dilihat sebagai dua aspek pada amalan yang sama. Pencak adalah aspek persembahan pada seni pertahan diri, sedangkan silat adalah inti perkelahian dan seni pertahan diri.
Di Bali, dengan suatu penduduk (94%) Hindu, silat adalah suatu kuasa kesatuan dalam setiap district dan hampir setiap kampung.[perlu rujukan] Arahan rasmi mengambil tempat setiap pagi dan petang oleh satu dari dua pertubuhan: Bakti Negara dan Kertha Wisesa.
Di Malaysia, silat adalah suatu istilah yang digunakan sebagai istilah payung untuk semua seni pertahan diri Melayu. Contoh-contoh pada gaya-gaya silat di Malaysia adalah Silat Cakar Harimau, Silat Gayung Zahir 9, Silat Pancasila, silat gayong maarifat, Silat Keris Lok Sembilan, Silat Gayung Pusaka, Silat Seni Gayong dan Silat Lian Padukan. 1 dalam 5 orang Melayu di Malaysia mengamalkan silat.[perlu rujukan]
Di Malaysia, Perguruan Silat diberi nama mengikut masyarakat seperti Silat Minangkabau, Silat Bugis, Silat Jawa dan Silat Kerinci. Terdapat juga perguruan yang diberi nama mengikut daerah seperti Silat Gayong Fatani, Silat Gayungman Kedah, Silat Buah Pukul Mersing dan Silat Pukulan Melaka. Terdapat juga perguruan yang diberi nama mengikut tokoh seperti Silat Hang Tuah, Silat Cekak Ustaz Hanafi, Silat Mat Kilau dan Silat Sendeng Hj Hamid. Terdapat juga perguruan yang diberi nama mengikut motif gerak dan semanagat haiwan seperti Silat Rajawali, Silat Penyu, Silat Siamang Laut dan Silat Harimau.

Perkembangan

Pertandingan final Pencak Silat pria kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri Al Jufferi (Malaysia - pingat emas) vs Nguyen Duy Chien (Vietnam - pingat perak). 17 November 2011 pada Sukan SEA XXVI Indonesia 2011 di Padepokan Pencak Silat, Jakarta Timur, Indonesia.
Selepas merdeka (1957) terdapat ratusan aliran Perguruan Silat di Malaysia. Pemerintah di Malaysia telah mengarahkan pengamal silat mewujudkan persatuan silat dan didaftarkan atas tujuan untuk membina, meyusun dan pengurusan silat yang lebih baik. Sarana tersebut disambut baik, maka beberapa kumpulan silat telah didaftarkan. Di sinilah bermulanya wujud pelbagai nama alairan penguruan silat kerana setiap pendaftar mestilah mempunyai nama kumpulan masing-masing.
Pada tahun 1978 Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan Malaysia ketika itu berusaha untuk mewujudkan satu badan atau gabungan peringkat negara yang boleh membangunkan silat secara lebih berkesan, maka wujudlah Majlis Seni Silat Malaysia (1983). Kemudiannya ditukar kepada nama baru iaitu Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia atau PESAKA Malaysia, dan lulus pendaftarannya pada 1986. Pesaka malaysia telah dianggotai oleh empat anggota bertaraf badan pendiri Pesaka Malaysia iaitu Seni Gayung Fatani Malaysia, Silat Seni Gayong Malaysia, Silat Lincah Malaysia dan Silat Cekak Malaysia. Lain-lain perguruan silat menjadi anggota PESAKA Negeri yang diwujudkan di setiap negeri di Malaysia. Bermakna seluruh silat telah bersatu di bawah PESAKA Malaysia.[7]
Pada 11hb Mac, 1980,Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT) telah rasmi ditubuhkan sebagai badan induk silat di peringkat antarabangsa[8] dan Jakarta, Indonesia menjadi ibupejabat PERSILAT. Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura telah diiktiraf sebagai anggota pendiri PERSILAT. Badan induk kebangsaan untuk silat dikenali sebagai Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Brunei (PERSIB) di Brunei dan Persekutuan Silat Singapura (PERSISI) di Singapura.
Pencak Silat telah diiktiraf sebagai Seni Bela Diri Asli bangsa Indonesia. Manakala di Malaysia, Kerajaan Malaysia telah mengiktiraf bahawa Silat sebagai Seni Bela Diri Rasmi Malaysia dan diwartakan dibawah Akta Warisan Negara semasa Konvensyen Silat yang dianjurkan pada 3hb hingga 4hb Disember 2006.
Pada 23hb hingga 24hb September, 1979, ketika Sukan Asia Tenggara ke-14, IPSI telah memperkenalkan Olahraga Pencak Silat. Peraturan pertandingan ini telah disusun pada tahun 1973. Silat sekarang adalah secara rasmi termasuk sebagai sebahagian daripada Sukan Asia Tenggara.

Minggu, 30 September 2012

Balet

Balet adalah nama dari salah satu teknik tarian. Karya tari yang dikoreografi menggunakan teknik ini dinamakan balet, dan meliputi: tarian itu sendiri, mime, akting, dan musik (baik musik orkestra ataupun nyanyian). Balet dapat ditampilkan sendiri atau sebagai bagian dari sebuah opera. Balet terkenal dengan teknik virtuosonya seperti pointe work, grand pas de deux, dan mengangkat kaki tinggi-tinggi. Teknik balet banyak yang mirip dengan teknik anggar, barangkali karena keduanya mulai berkembang dalam periode yang sama, dan juga karena keduanya membutuhkan teknik keseimbangan dan pergerakan yang mirip.
Istilah ballo pertama kali digunakan oleh Domenico da Piacenza (dalam De Arte Saltandi et Choreas Ducendi), sehingga karyanya dikenal sebagai balleti atau balli yang kemudian menjadi ballet. Istilah ballet itu sendiri dicetuskan oleh Balthasar de Beaujoyeulx dalam Ballet Comique de la Royne (1581) yang merupakan ballet comique (drama ballet). Pada tahun yang sama, Fabritio Caroso menerbitkan Il Ballarino, yaitu panduan teknis mengenai menari balet, yang membuat Italia menjadi pusat utama berkembangnya tari balet.

Sejarah balet

Balet berakar pada acara pertemuan para ningrat Italia pada masa pencerahan. Selanjutnya, balet dikembangkan dalam ballet de cour, yaitu dansa sosial yang dilakukan bersama musik, pidato, berpuisi, nyanyian, dekor, dan kostum oleh para ningrat Prancis. Balet kemudian berkembang sebagai bentukan seni tersendiri di Prancis pada masa pemerintahan raja Louise XIV yang sangat mencintai seni tari dan bertekad untuk memajukan kualitas seni tari pada masa itu. Sang raja mendirikan Académie Royale de Danse pada tahun 1661, dan pada tahun yang sama, balet komedi karya Jean-Baptist Lully ditampilkan. Bentuk balet awal berupa sebuah seni panggung di mana adegan-adegannya berupa tarian. Lully lalu mendalami balet opera dan mendirikan sekolah untuk mendidik penari balet profesional yang berhubungan dengan Académie Royale de Musique. Di sekolah tersebut, sistem pendidikannya berdasarkan tata krama ningrat.
Abad ke-18 merupakan periode di mana standar teknis balet menjadi sangat maju. Pada masa ini pula balet menjadi bentukan seni drama yang serius dan setara dengan opera. Kemajuan ini disebabkan oleh karya penting dari Jean-Georges Noverre yang berjudul Lettres sur la danse et les ballets (1760), yang merintis berkembangnya ballet d'action di mana penari diharuskan mengekspresikan karakter dan menampilkan narasi cerita. Musik balet itu sendiri berkembang sangat pesat pada masa itu oleh komponis seperti Christopher Gluck. Pada akhir masa itu, opera menjadi terbagi tiga teknik formal yaitu sérieux, demi-caractère dan comique, dan balet turut menjadi bagian di dalam opera sebagai pengantar adegan yang diistilahkan sebagai divertissements.
Abad ke-19 merupakan periode di mana banyak terjadi perubahan sosial. Perubahan ini juga tercermin dalam balet, yang bergeser jauh dari bentukan seni yang sangat ningrat (Balet romantik). Ballerina seperti Marie Taglioni dan Fanny Elssler merintis teknik baru berupa pointe work yang menyebabkan peran ballerina (penari balet wanita) menjadi sangat penting di atas panggung. Sementara itu, para librettist profesional mulai memasukkan cerita dalam balet, dan guru balet seperti Carlo Blasis mengkodifikasi teknik balet sehingga menjadi teknik dasar yang masih digunakan hingga sekarang. Balet mengalami penurunan pamor setelah 1850 di kebanyakan negara barat selain Denmark dan Rusia (berkat para master seperti August Bournonville, Jules Perrot, dan Marius Petipa). Sanggar balet Rusia, terutama setelah Perang Dunia II, banyak melakukan tur keliling dunia sehingga menjaga balet tetap hidup di dunia dan banyak dikenal oleh masyarakat umum.

Balerina Terkenal

Gillian Murphy dan Angel Corella dalam Swan Lake

Perintis balet di Indonesia

Penari balet terkenal di Indonesia